Brem terbuat dari fermentasi ketan yang kemudian diambil sarinya dan diendapkan selama sehari semalam. Hasilnya lantas dicetak menjadi bentuk persegi. Proses pembuatannya bisa dibilang cukup rumit karena harus melalui beberapa tahapan dan tidak bisa sehari jadi. Tahapan yang banyak memakan waktu adalah proses pengeringan/penjemuran. Ini karena Brem harus dijemur di bawah sinar matahari langsung.
Kalau sedang musim penghujan, proses perngeringan bisa lebih lama lagi. Sementara itu, pengeringan dengan alat seperti oven bisa membuat hasil tidak maksimal, termasuk dari segi rasanya.
Proses pembuatan Brem diawali dengan menanak beras ketan. Beras
ketan yang digunakan harus kualitas yang baik agar hasilnya maksimal. Untuk itu
produsen ada yang memilih menggunakan beras ketan impor dari Vietnam. Produk
lokal di pasaran seringkali mengecewakan karena sudah terlalu banyak campuran
beras nasinya. Beras ketan yang telah matang didiamkan sebentar agar dingin
lalu ditaburi ragi hingga rata. Bahan tersebut kemudian diperam selama kurang
lebih 1 minggu agar bisa menjadi tape yang manis.
Di Madiun ada lokasi yang dikenal sebagai sentra pembuatan Brem, tepatnya di Desa Kaliabu, Kecamatan Caruban. Disini Brem diproduksi dalam skala industri rumah tangga. Meski demikian, jejak distribusinya sudah mencapai tempat-tempat yang jauh seperti Bali dan Kalimantan. Itu belum termasuk berbagai kota di Pulau Jawa. Oleh karena itu, anda pun barangkali sudah bisa menemukan Brem khas Madiun ini di banyak toko oleh-oleh di kota anda.
Di Madiun ada lokasi yang dikenal sebagai sentra pembuatan Brem, tepatnya di Desa Kaliabu, Kecamatan Caruban. Disini Brem diproduksi dalam skala industri rumah tangga. Meski demikian, jejak distribusinya sudah mencapai tempat-tempat yang jauh seperti Bali dan Kalimantan. Itu belum termasuk berbagai kota di Pulau Jawa. Oleh karena itu, anda pun barangkali sudah bisa menemukan Brem khas Madiun ini di banyak toko oleh-oleh di kota anda.